Kata Pengantar
Puji
syukur penulis ucapkan atas kehadirat Allah SWT, karena dengan rahmat dan
karunia-Nya saya masih diberi kesempatan untuk menyelesaikan tugas makalah ilmu
alamiah dasar dan matematika InI.
makalah Ini disusun agar pembaca dapat
memperluas ilmu yang penulis sajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber.
makalah ini di susun oleh penulis dengan berbagai rintangan. Baik itu yang
datang dari diri penulis maupun yang datang dari luar.
Namun
dengan penuh kesabaran dan terutama pertolongan dari Tuhan akhirnya makalah ini
ini dapat terselesaikan.
semoga makalah penulis Dapat bermanfaat bagi Para Mahasiswa, Pelajar, Umum Khususnya pada diri penulis sendiri dan semua yang membaca Karya Tulis Saya ini, Dan Mudah mudahan Juga dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca .
semoga makalah penulis Dapat bermanfaat bagi Para Mahasiswa, Pelajar, Umum Khususnya pada diri penulis sendiri dan semua yang membaca Karya Tulis Saya ini, Dan Mudah mudahan Juga dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca .
Tidak
lupa saya ucapkan kepada yang telah membimbing penulis dalam menyelesaikan
karya ilmiah ini saya ucapkan terima kasih yang telah membimbing penulis lalu
kepada seluruh teman yang telah membantu dalam pembuatan makalah ini penulis
ucapkan terima kasih banyak
Pada umumnya jamur tiram,
Pleurotus ostreatus, mengalami dua tipe perkembangbiakan dalam siklus hidupnya,
yakni secara aseksual maupun seksual. Seperti halnya reproduksi aseksual jamur,
reproduksi aseksual basidiomycota secara umum yang terjadi melalui jalur spora
yang terbentuk secara endogen pada kantung spora
atau sporangiumnya, spora aseksualnya yang disebut konidiospora terbentuk dalam
konidium. Sedangkan secara seksual,
reproduksinya terjadi melalui penyatuan dua jenis hifa yang bertindak sebagai
gamet jantan dan betina membentuk zigot yang kemudian tumbuh menjadi primodia
dewasa. Spora seksual pada jamur tiram putih, disebut juga basidiospora yang
terletak pada kantung basidium.
Mula-mula basidiospora
bergerminasi membentuk suatu masa miselium monokaryotik, yaitu miselium dengan
inti haploid. Miselium terus bertumbuh hingga hifapada miselium
tersebut berfusi dengan hifa lain yang kompatibel sehingga terjadi plasmogami membentuk
hifa dikaryotik. Setelah itu apabila kondisi lingkungan memungkinkan (suhu antara
10-20 °C, kelembapan 85-90%, cahaya mencukupi, dan CO2 < 1000 ppm) maka
tubuh buah akan terbentuk. Terbentuknya tubuh buah diiringi
terjadinya kariogami dan meiosis pada
basidium.
Nukleus haploid hasil meiosis
kemudian bermigrasi menuju tetrad basidiospora pada basidium.] Basidium
ini terletak pada bilah atau sekat pada tudung jamur dewasa yang jumlahnya
banyak (lamela). Dari spora yang terlepas ini akan berkembang menjadi hifa
monokarion. Hifa ini akan memanjangkan filamennya dengan membentuk cabang
hasil pembentukan dari dua nukleus yang dibatasi oleh septum (satu
septum satu nukleus).Kemudian hifa monokarion akan mengumpul membentuk jaringan
sambung menyambung berwarna putih yang disebut miselium awal dan akhirnya
tumbuh menjadi miselium dewasa (kumpulan hifa dikarion).Dalam tingkatan ini, hifa-hifa
mengalami tahapan plasmogami, kariogami, dan meiosis hingga
membentuk bakal jamur. Nantinya, jamur dewasa ini dapat langsung dipanen
atau dipersiapkan kembali menjadi bibit induk.
b. Syarat
Tumbuh
Sebelum mamulai budidaya jamur
tiram,pelajari dulu karakteristik yang harus di penuhi
terhadap habitad atau kondisi lingkungan seperti apa jamur bias hidup, tumbuh,
dan berkembang. Karena setiap tumbuhan membutuhkan persyaratan-persyaratan yang
berbeda satu sama lain, demikian pula terhadap jamur tiram. Hal ini dimaksudkan
supaya jamur tiram dapat tumbuh secara optimal tanpa
mengalami kegagalan.
Budidaya jamur tiram memerlukan
kondisi lingkungan yang sesuai,baik temperatu (suhu), kelembaban, keasaman,
cahaya, nutrisi, serta kandungan air. Semakin mendekati kondisi kingkungan yang
alami, pertumbuhan jamur tiram semakin baik.
1. Lokasi
Apabila dapat di upayakan,
sebaiknya budidaya
jamur tiram di pilih lokasi atau daerah yang memiliki ketinggian
antara 400-800m dari permukaan laut(dpl). Namun tidak tertutup
kemungkinan, jamur tiram dapat tumbuh pada lokasi dataran
rendah yang memiliki lingkungan beriklim dingin(sejuk), dan jauh dari polusi.
Akan sangat bmenunjang apabila berada pada lokasi yang memiliki tingkat
kelembaban cukup atau dekat pepohonan besar.
2. Temperatur
Kisaran temperetur (suhu) untuk
pertumbuhan jamur tiram adalah 15-30 0C. Sementara
itutemperetur optimum yang di perlukan adalah berkisar antara 22-28 0C.
Diupayakan temperetur lingkungag di sekitar tumbuh jamur atau bedengan selalu
dalam keadaan stabil, supaya pertumbuhan dan perkembangan tidak
terganggu. Selama budidaya, dari mulai menanam bibit sampai menjelang panen,
suhu ruangan harus di pantau terus-menerus. Hal ini bertujuan supaya kisaran
suhu yang di butuhkan jamurterpenuhi.
Untuk mengetahui secara pasti
keakuratan suhu, dapat menggunakan thermometer dan disaran kan jangan menggunakan
perasaan, nanti akan berakibat fatal, atau pertumbuhan terganggu.Namun
demikian, bagi pekebun jamur yang suda berpengalaman cukup lama, tanpa bantuan
thermometer dapat diketahui apakah suhu sudah sesuai atau belum dangan
menggunakan perasaan.
3. Kelembaban
Kelembaban udara berpengaruh pada
pertumbuhan jamur tiram, cepat atau lambat, sehat atau
tidak sehat pertumbuhannya. Kelembaban memang peran penting, sehingga harus
diperhatikan. Pada pembentukan tubuh buah, membutuhkan kelembaban relative 80%.
Saat induksi primordian
dibutuhkan kelembaban udara sebesar 95%. Meski demikian, jamur tiram cukup
toleran terhadap kelembaban hingga 70%. Perbedaan ini meskipun sama-sama hidup,
tumbuh dan berkembang, namun pengaruhnya terhadap kecepatan tumbuh dan kualitas
yang dihasilkan.
Kelembaban yang kurang memenuhi
syarat dapat di perbaiki dengan menggunakan cara lain. Cara tersebut yaitu
apabila tampat budidaya pada daerah yang panas,
usahakan dekat dengan pepohinan besar, dan media (dalam hal ini bag log/
polibag) harus sering di siram air. Pada prinsipnya dibantu dengan metode
buatan. Biasanya yang sering dialami pekabun yang masih baru, pada
budidaya tahap awal, sulit untuk mangetahui kelembaban yang pasti, apakah sudah
sesuai atau belum. Untuk mengatasi hal itu, satu-satunya cara yang baik dan
benar adalah menggunakan alat untuk mengukur kelembaban, yakni
hygrometer. Higrometer dipasang di dalam rumah jamur.
4. Keasaman
(PH)
Media yang terlalu asam atau
terlalu basa dapat menyebabkan pertumbuhan miselium dan tumbuh buah
terhambat.Pertumbuhan miselium dan tubuh buah jamur tiram yang
ideal pada PH optimum antara 4 sampai 6. Jika PH diatas 6,0 pertumbuhan jamur
tiram jadi kurang bagus. Untuk mengukur secara tepat dan banar keasaman atau ke
basaan dapat menggunakan PH meter, namun perlu dikatahui bahwa alat tersebut
relative mahal.
5. Kandungan
Air
Kandungan air dalam media pertumbuhan
sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan miselium maupun perkembangan tubuh
buah.Jamur tiram memerlukan subtract tubuh dangan
kandungan air lebih kurang 75%.
6. Nutrisi
Seperti halnya tumbuhan
lain, jamur
tiram juga memerlukan nutrisi dalam bentuk unsure hara seperti N,F,S,C
dan beberapa unsure penting lainnya. Dalam media tanam, sebenarnya unsure
tersebut sudah tersedia walaupun tidak banyak yang di butuhkan.Jamur tidak
dapat menggunakan energi matahari seperti tumbuhan yang berklorofil untuk
proses biologi, tetapi menghasilkan sebuah enzim ekstraseluler yang dapat
mengdegradasikan senyawa kompleks yang dapat larut dan kamudian diserap jamur
untuk nutrisi. Unsur terpenting dari media lignoselu-lose yang di gunakan untukbudidaya
jamur ialah selulosa, hemi selulosa dan lignin.
7. Cahaya
Jamur tiram sangat
sensitive terhadap cahaya sinar matahari terutama cahaya sinar matahari
langsung.Budi daya jamur sangat tidak cocok di daerah sangat panas, baik panas
langsung maupun yang tidak langsung. Oleh sebab itu, biasanya rumah jamurdibuat
sedemikian rupa tertutup. Sekalipun ada lubang fentilasinya, fungsinya hanya
sekedar silkulasi udara atau terkena efek sinar matahari yang tidak dapat di
hindari secara langsung.
8. Media
Tumbuh/Tanam
Jamur tiram pada
umumnya dapat tumbuh di berbagai media, baik secara alami (batang pohon
berkayu) maupun media lain, seperti serbuk kayu, jerami padi, alanh-alang, sisa
kertas, ampas tebu, kul;it kacang dan bahan media lainnya. Karena banyaknya
media tumbuh atau media tanam, sebaiknya pilihlah media yang paling
efisien, mudah di dapat, harganya murah dan hasil produksinya sangat optimal.
Dari pemantauan, para pekebun
jamur tiram menggunakan media dari serbuk kayu(gergaji) dan jerami padi. Dua
bahan tersebut mudah diusahakan dan harganya murah, tanpa mengurangi
produktivitas maupun mutu jamur itu sendiri. Bahan baku media serbuk
kayu maupun jerami itu sendiri masih ditambah formula lain, yang umum terdiri
atas bekatul, kapur kawur, gips, pupuk TPS, dan kapas.
Dahulu budidaya
jamur secara umum masih menggunakan media tanaman dari pohon
berkayu. Batang pohon tersebut di potong-potong antara 8 sampai 120 cm,
dilubangi dengan jarak tertentu dan bibit ditanam pada lubang tersebut, namun
ternyata bahan media tumbuh membutuhkan lahan atau tempat tanam yang luas,
sehingga cara tersebut ditinggalkan. Cara tersebut diganti dengan cara yang
lebih praktis dan efisien, ternyata hasilnya tidak kalah, malahan lebih ekonomis
bagi jamur tiram.
penutup
Dalam pembuatan karya ilmia ini mungkin kurang sempurna, di
karenakan adanya keterbatasan-keterbatasan tertentu. Maka dari itu, sangatlah
di perlukan kritikan-kritikan maupun saran dari rekan-rekan maupun pembaca agar
dalam proses pembuatan makalah bahasa Indonesia ini lebih baik lagi dari yang
sebelumnya. Karena kesempurnaan itu hanyalah milik ALLAH SWT. Seseorang semoga
menjadi bacaan yang berguna bagi paca pembaca sekalian
terimakasih……………………………..
Daftar perpustakaan
http://bibit-jamur-tiram-sumbar.blogspot.com/2012/02/habitat-hidup-jamur-tiram.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Jamur_tiram
Kata Pengantar
Puji
syukur penulis ucapkan atas kehadirat Allah SWT, karena dengan rahmat dan
karunia-Nya saya masih diberi kesempatan untuk menyelesaikan tugas makalah ilmu
alamiah dasar dan matematika InI.
makalah Ini disusun agar pembaca dapat
memperluas ilmu yang penulis sajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber.
makalah ini di susun oleh penulis dengan berbagai rintangan. Baik itu yang
datang dari diri penulis maupun yang datang dari luar.
Namun
dengan penuh kesabaran dan terutama pertolongan dari Tuhan akhirnya makalah ini
ini dapat terselesaikan.
semoga makalah penulis Dapat bermanfaat bagi Para Mahasiswa, Pelajar, Umum Khususnya pada diri penulis sendiri dan semua yang membaca Karya Tulis Saya ini, Dan Mudah mudahan Juga dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca .
semoga makalah penulis Dapat bermanfaat bagi Para Mahasiswa, Pelajar, Umum Khususnya pada diri penulis sendiri dan semua yang membaca Karya Tulis Saya ini, Dan Mudah mudahan Juga dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca .
Tidak
lupa saya ucapkan kepada yang telah membimbing penulis dalam menyelesaikan
karya ilmiah ini saya ucapkan terima kasih yang telah membimbing penulis lalu
kepada seluruh teman yang telah membantu dalam pembuatan makalah ini penulis
ucapkan terima kasih banyak
Pengertian Evolusi Evolusi
merupakan suatu perubahan pada makhluk hidup yang terjadi secara
berangsur-angsur dalam jangka waktu yang lama sehingga terbentuk spesies baru.
Sedangkan, berdasarkan ilmu biologi, evolusi merupakan cabang biologi yang
mempelajari sejarah asal-usul makhluk hidup dan keterkaitan genetik antara
makhluk hidup satu dengan yang lain. Evolusi biologi mencakup dua peristiwa,
yaitu:
- evolusi anorganik merupakan evolusi mengenai asal-usul makhluk hidup yang ada di muka bumi, berdasarkan fakta dan penalaran teoritis;
- evolusi organik (evolusi biologis) merupakan evolusi filogenetis, yaitu mengenai asal-usul spesies dan hubungan kekerabatannya.
Teori Evolusi
- Teori evolusi menurut Jean Lamarck. Evolusi organik terjadi karena perubahan-perubahan yang disebabkan oleh pengaruh lingkungannya dapat diturunkan.Organ yang mengalami perubahan karena terus menerus dipakai akan berkembang makin sempurna dan organ yang tidak diperlukan lagi lama kelamaan perkembangannya menurun dan akhirnya rudiment atau atrofi.Teori Lamarck disanggah Weismann.
- Teori evolusi menurut Charles Darwin. Spesies yang ada sekarang adalah keturunan dari spesies-spesies sebelumnya.Seleksi alam sangat menentukan berlangsungnya mekanisme evolusi.Seleksi alam merupakan gagasan murni dari Darwin. Sementara teori pertama di atas telah ada sejak jama Yunani kuno, hanya saja Darwin menjelaskannya secara lebih tajam dan detil.
Ciri-ciri proses evolusi
- Evolusi adalah perubahan dalam satu populasi BUKAN perubahan individu.
- Perubahan yang terjadi hanya frekuensi gen-gen tertentu, sedangkan sebagian besar sifat gen tidak berubah.
- Evolusi memerlukan penyimpangan genetik sebagai bahan mentahnya. Dengan kata lain harus ada perubahan genetik dalam evolusi.
- Dalam evolusi perubahan diarahkan oleh lingkungan, harus ada faktor pengarah sehingga evolusi adalah perubahan yang selektif.
Faktor perubahan
- Mutasi gen maupun mutasi kromosom menghasilkan bahan mentah untuk evolusi. Tetapi Darwin sendiri sebenarnya tidak mengenal mutasi ini, sementara mutasi merupakan peristiwa yang sangat penting yang mendukung keabsahan teori Darwin.
- Rekombinasi perubahan yang dikenal Darwin. Rekombinasi dari hasil-hasil mutasi memperlengkap bahan mentah untuk evolusi.
Faktor pengarah :
- Dalam setiap species terdapat banyak penyimpangan yang menurun, karenanya dalam satu species tidak ada dua individu yang tepat sama dalam susunan genetiknya (pada saudara kembar misalnya, susunan genetiknya tetap tidak sama).
- Pada umumnya proses reproduksi menghasilkan jumlah individu dalam tiap generasi lebih banyak daripada jumlah individu pada generasi sebelumnya.
- Penambahan individu dalam tiap species ternyata dikendalikan hingga jumlah suatu populasi species dalam waktu yang cukup lama tidak bertambah secara drastis.
- Ada persaingan antara individu-individu dalam species untuk mendapatkan kebutuhan hidupnya dari lingkungannya. Persaingan intra species ini terjadi antara individu-individu yang berbeda sifat genetiknya. Individu yang mempunyai sifat paling sesuai dengan lingkungannya akan memiliki viabilitas yang tinggi. Di samping viabilitas juga fertilitas yang tinggi merupakan faktor yang penting dalam seleksi alam.
Frekuensi Gen
Pada proses evolusi terjadi
perubahan frekuensi gen. Bila perbandingan antara genotp-genotp dalam satu
populasi tidak berubah dari satu generasi ke generasi, maka frekuensi gen dalam
populasi tersebut dalam keadaan seimbang. Frekuensi gen seimbang bila :
- Tidak ada mutasi atau mutasi berjalan seimbang (jika gen A bermutasi menjadi gen a, maka harus ada gen a yang menjadi gen A dalam jumlah yang sama).
- Tidak ada seleksi
- Tidak ada migrasi
- Perkawinan acak
- Populasi besar
Bila frekuensi gen dalam satu
populasi ada dalam keadaan seimbang berlaku Hukum Hardy Weinberg.
Apabila frekuensi gen yang satu
dinyatakan dengan p dan alelnya adalah q, maka menurut Weinberg : (p+q)=1. Bila
frekuensi gen A=p dan frekuensi gen a =1 maka frekuensi genotip : AA : Aa : aa
: p^2 : 2pq : q^2. Terbentuknya spesies baru dapat terjadi karena :
Isolasi waktu
Misalnya adalah kuda. Kuda jaman
eosen yaitu Eohippus - Mesohippus - Meryhippus - Pliohippus - Equus. Dari jaman
eosin hingga sekarang seorang ahli palaentolog menduga telah terjadi 150 ribu
kali mutasi yang menguntungkan untuk setiap gen kuda. Dengan dmikian terdapat
cukup banyak perbedaan antara nenek moyang kuda dengan kuda yang kita kenal
sekarang. Oleh sebab itu kuda-kuda tersebut dinyatakan berbeda species.
Isolasi geografis
Burung Fringilidae yang mungkin
terbawa badai dari pantai Equador ke kepulauan Galapagos. Karena pulas-pulau
itu cukup jauh jaraknya maka perkawinan populasi satu pulau dengan pulau
lainnya sangat jarang terjadi. Akibat penumpukan mutasi yang berbeda selama
ratusan tahun menyebabkan kumpulan gen yang jauh berbeda pada tiap-tiap
pulaunya. Dengan demikian populasi burung di tiap-tiap pulau di kepulauan
Galapagos menjadi spesies yang terpisah.
Domestikasi
Hewan ternak yang dijinakkan dari
hewan liar dan tanaman budi daya dari tumbuhan liar adalah contoh domestikasi.
Domestikasi memindahkan makhluk-makhluk tersebut dari habitat aslinya ke dalam
lingkungan yang diciptakan manusia. Hal ini mengakibatkan muncul jenis hewan
dan tumbuhan yang memiliki sifat menyimpang dari sifat aslinya.
Seleksi alam yang
dimaksud dalam teori evolusi adalah teori bahwa makhluk
hidup yang tidak mampu beradaptasi dengan lingkungannya lama kelamaan
akan punah. Yang tertinggal hanyalah mereka yang mampu beradaptasi dengan
lingkungannya. Dan sesama makhluk hidup akan saling bersaing untuk
mempertahankan hidupnya.
Contoh seleksi alam misalnya yang
terjadi pada ngengat biston
betularia. Ngengat biston betularia putih sebelum terjadinya revolusi
industri jumlahnya lebih banyak daripada ngengat biston betularia
hitam. Namun setelah terjadinya revolusi
industri, jumlah ngengat biston betularia putih lebih sedikit daripada
ngengat biston betularia hitam. Ini terjadi karena ketidakmampuan ngengat
biston betularia putih untuk beradaptasi dengan lingkungan yang baru. Pada saat
sebelum terjadinya revolusi di Inggris, udara di Inggris masih bebas dari asap
industri, sehingga populasi ngengat biston betularia hitam menurun karena tidak
dapat beradaptsi dengan lingkungannya. namun setelah revolusi industri, udara
di Inggris menjadi gelap oleh asap dan debu industri, sehingga populasi ngengat
biston betularia putih menurun karena tidak dapat beradaptasi dengan
lingkungan, akibatnya mudah ditangkap oleh pemangsanya.
penutup
Dalam pembuatan karya ilmia ini mungkin kurang sempurna, di
karenakan adanya keterbatasan-keterbatasan tertentu. Maka dari itu, sangatlah
di perlukan kritikan-kritikan maupun saran dari rekan-rekan maupun pembaca agar
dalam proses pembuatan makalah bahasa Indonesia ini lebih baik lagi dari yang
sebelumnya. Karena kesempurnaan itu hanyalah milik ALLAH SWT. Seseorang semoga
menjadi bacaan yang berguna bagi paca pembaca sekalian
terimakasih……………………………..
Daftar pustaka
http://id.wikipedia.org/wiki/Seleksi_alam
Tidak ada komentar:
Posting Komentar