kiriman favorit

Senin, 14 April 2014

ilmu alamiah dasar dan matematika, perkembang biak seksual, dan evolusi

Kata Pengantar
Puji syukur penulis ucapkan atas kehadirat Allah SWT, karena dengan rahmat dan karunia-Nya saya masih diberi kesempatan untuk menyelesaikan tugas makalah ilmu alamiah dasar dan matematika InI.
makalah Ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu yang penulis sajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber. makalah ini di susun oleh penulis dengan berbagai rintangan. Baik itu yang datang dari diri penulis maupun yang datang dari luar.
Namun dengan penuh kesabaran dan terutama pertolongan dari Tuhan akhirnya makalah ini  ini dapat terselesaikan.
semoga makalah penulis Dapat bermanfaat bagi Para Mahasiswa, Pelajar, Umum Khususnya pada diri penulis sendiri dan semua yang membaca Karya Tulis Saya ini, Dan  Mudah mudahan Juga  dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca .

Tidak lupa saya ucapkan kepada yang telah membimbing penulis dalam menyelesaikan karya ilmiah ini saya ucapkan terima kasih yang telah membimbing penulis lalu kepada seluruh teman yang telah membantu dalam pembuatan makalah ini penulis ucapkan terima kasih banyak

a.      Perkembangan pada jamur tiram
Pada umumnya jamur tiram, Pleurotus ostreatus, mengalami dua tipe perkembangbiakan dalam siklus hidupnya, yakni secara aseksual maupun seksual. Seperti halnya reproduksi aseksual jamur, reproduksi aseksual basidiomycota secara umum yang terjadi melalui jalur spora yang terbentuk secara endogen pada kantung spora atau sporangiumnya, spora aseksualnya yang disebut konidiospora terbentuk dalam konidium.  Sedangkan secara seksual, reproduksinya terjadi melalui penyatuan dua jenis hifa yang bertindak sebagai gamet jantan dan betina membentuk zigot yang kemudian tumbuh menjadi primodia dewasa. Spora seksual pada jamur tiram putih, disebut juga basidiospora yang terletak pada kantung basidium.
Mula-mula basidiospora bergerminasi membentuk suatu masa miselium monokaryotik, yaitu miselium dengan inti haploid. Miselium terus bertumbuh hingga hifapada miselium tersebut berfusi dengan hifa lain yang kompatibel sehingga terjadi plasmogami membentuk hifa dikaryotik. Setelah itu apabila kondisi lingkungan memungkinkan (suhu antara 10-20 °C, kelembapan 85-90%, cahaya mencukupi, dan CO2 < 1000 ppm) maka tubuh buah akan terbentuk. Terbentuknya tubuh buah diiringi terjadinya kariogami dan meiosis pada basidium.
Nukleus haploid hasil meiosis kemudian bermigrasi menuju tetrad basidiospora pada basidium.] Basidium ini terletak pada bilah atau sekat pada tudung jamur dewasa yang jumlahnya banyak (lamela). Dari spora yang terlepas ini akan berkembang menjadi hifa monokarion. Hifa ini akan memanjangkan filamennya dengan membentuk cabang hasil pembentukan dari dua nukleus yang dibatasi oleh septum (satu septum satu nukleus).Kemudian hifa monokarion akan mengumpul membentuk jaringan sambung menyambung berwarna putih yang disebut miselium awal dan akhirnya tumbuh menjadi miselium dewasa (kumpulan hifa dikarion).Dalam tingkatan ini, hifa-hifa mengalami tahapan plasmogami, kariogami, dan meiosis hingga membentuk bakal jamur. Nantinya, jamur dewasa ini dapat langsung dipanen atau dipersiapkan kembali menjadi bibit induk.

b.      Syarat Tumbuh
Sebelum mamulai budidaya jamur tiram,pelajari dulu karakteristik yang harus di penuhi terhadap habitad atau kondisi lingkungan seperti apa jamur bias hidup, tumbuh, dan berkembang. Karena setiap tumbuhan membutuhkan persyaratan-persyaratan yang berbeda satu sama lain, demikian pula terhadap jamur tiram. Hal ini dimaksudkan supaya jamur tiram dapat tumbuh secara optimal tanpa mengalami kegagalan.
Budidaya jamur tiram memerlukan kondisi lingkungan yang sesuai,baik temperatu (suhu), kelembaban, keasaman, cahaya, nutrisi, serta kandungan air. Semakin mendekati kondisi kingkungan yang alami, pertumbuhan jamur tiram semakin baik.

1.      Lokasi
Apabila dapat di upayakan, sebaiknya budidaya jamur tiram di pilih lokasi atau daerah yang memiliki ketinggian antara 400-800m dari permukaan laut(dpl). Namun tidak tertutup kemungkinan, jamur tiram dapat tumbuh pada lokasi dataran rendah yang memiliki lingkungan beriklim dingin(sejuk), dan jauh dari polusi. Akan sangat bmenunjang apabila berada pada lokasi yang memiliki tingkat kelembaban cukup atau dekat pepohonan besar.
2.      Temperatur
Kisaran temperetur (suhu) untuk pertumbuhan jamur tiram adalah 15-30 0C. Sementara itutemperetur optimum yang di perlukan adalah berkisar antara 22-28 0C. Diupayakan temperetur lingkungag di sekitar tumbuh jamur atau bedengan selalu dalam keadaan stabil, supaya pertumbuhan  dan perkembangan tidak terganggu. Selama budidaya, dari mulai menanam bibit sampai menjelang panen, suhu ruangan harus di pantau terus-menerus. Hal ini bertujuan supaya kisaran suhu yang di butuhkan jamurterpenuhi.
Untuk mengetahui secara pasti keakuratan suhu, dapat menggunakan thermometer dan disaran kan jangan menggunakan perasaan, nanti akan berakibat fatal, atau pertumbuhan terganggu.Namun demikian, bagi pekebun jamur yang suda berpengalaman cukup lama, tanpa bantuan thermometer dapat diketahui apakah suhu sudah sesuai atau belum dangan menggunakan perasaan.
3.      Kelembaban
Kelembaban udara berpengaruh pada pertumbuhan jamur tiram, cepat atau lambat, sehat atau tidak sehat pertumbuhannya. Kelembaban memang peran penting, sehingga harus diperhatikan. Pada pembentukan tubuh buah, membutuhkan kelembaban relative 80%.
Saat induksi primordian dibutuhkan kelembaban udara sebesar 95%. Meski demikian, jamur tiram cukup toleran terhadap kelembaban hingga 70%. Perbedaan ini meskipun sama-sama hidup, tumbuh dan berkembang, namun pengaruhnya terhadap kecepatan tumbuh dan kualitas yang dihasilkan.
Kelembaban yang kurang memenuhi syarat dapat di perbaiki dengan menggunakan cara lain. Cara tersebut yaitu apabila tampat budidaya pada daerah yang panas, usahakan dekat dengan pepohinan besar, dan media (dalam hal ini bag log/ polibag) harus sering di siram air. Pada prinsipnya dibantu dengan metode buatan. Biasanya yang sering dialami pekabun yang masih baru, pada budidaya tahap awal, sulit untuk mangetahui kelembaban yang pasti, apakah sudah sesuai atau belum. Untuk mengatasi hal itu, satu-satunya cara yang baik dan benar adalah menggunakan alat  untuk mengukur kelembaban, yakni hygrometer. Higrometer dipasang di dalam rumah jamur.
4.      Keasaman (PH)
Media yang terlalu asam atau terlalu basa dapat menyebabkan pertumbuhan miselium dan tumbuh buah terhambat.Pertumbuhan miselium dan tubuh buah jamur tiram yang ideal pada PH optimum antara 4 sampai 6. Jika PH diatas 6,0 pertumbuhan jamur tiram jadi kurang bagus. Untuk mengukur secara tepat dan banar keasaman atau ke basaan dapat menggunakan PH meter, namun perlu dikatahui bahwa alat tersebut relative mahal.
5.      Kandungan Air
Kandungan air dalam media pertumbuhan sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan miselium maupun perkembangan tubuh buah.Jamur tiram memerlukan subtract tubuh dangan kandungan  air lebih kurang 75%.
6.      Nutrisi
Seperti halnya tumbuhan lain, jamur tiram juga memerlukan nutrisi dalam bentuk unsure hara seperti N,F,S,C dan beberapa unsure penting lainnya. Dalam media tanam, sebenarnya unsure tersebut sudah tersedia walaupun tidak banyak yang di butuhkan.Jamur tidak dapat menggunakan energi matahari seperti tumbuhan yang berklorofil untuk proses biologi, tetapi menghasilkan sebuah enzim ekstraseluler yang dapat mengdegradasikan senyawa kompleks yang dapat larut dan kamudian diserap jamur untuk nutrisi. Unsur terpenting dari media lignoselu-lose yang di gunakan untukbudidaya jamur ialah selulosa, hemi selulosa dan lignin.
7.      Cahaya
Jamur tiram sangat sensitive terhadap cahaya sinar matahari terutama cahaya sinar matahari langsung.Budi daya jamur sangat tidak cocok di daerah sangat panas, baik panas langsung maupun yang tidak langsung. Oleh sebab itu, biasanya rumah jamurdibuat sedemikian rupa tertutup. Sekalipun ada lubang fentilasinya, fungsinya hanya sekedar silkulasi udara atau terkena efek sinar matahari yang tidak dapat di hindari secara langsung.
8.      Media Tumbuh/Tanam
Jamur tiram pada umumnya dapat tumbuh di berbagai media, baik secara alami (batang pohon berkayu) maupun media lain, seperti serbuk kayu, jerami padi, alanh-alang, sisa kertas, ampas tebu, kul;it kacang dan bahan media lainnya. Karena banyaknya media tumbuh atau  media tanam, sebaiknya pilihlah media yang paling efisien, mudah di dapat, harganya murah dan hasil produksinya sangat optimal.
Dari pemantauan, para pekebun jamur tiram menggunakan media dari serbuk kayu(gergaji) dan jerami padi. Dua bahan tersebut mudah diusahakan dan harganya murah, tanpa mengurangi produktivitas maupun mutu jamur itu sendiri. Bahan baku media serbuk kayu maupun jerami itu sendiri masih ditambah formula lain, yang umum terdiri atas bekatul, kapur kawur, gips, pupuk TPS, dan kapas.
Dahulu budidaya jamur secara umum masih menggunakan media tanaman dari pohon berkayu. Batang pohon tersebut di potong-potong antara 8 sampai 120 cm, dilubangi dengan jarak tertentu dan bibit ditanam pada lubang tersebut, namun ternyata bahan media tumbuh membutuhkan lahan atau tempat tanam yang luas, sehingga cara tersebut ditinggalkan. Cara tersebut diganti dengan cara yang lebih praktis dan efisien, ternyata hasilnya tidak kalah, malahan lebih ekonomis bagi jamur tiram.

penutup    
Dalam pembuatan karya ilmia ini mungkin kurang sempurna, di karenakan adanya keterbatasan-keterbatasan tertentu. Maka dari itu, sangatlah di perlukan kritikan-kritikan maupun saran dari rekan-rekan maupun pembaca agar dalam proses pembuatan makalah bahasa Indonesia ini lebih baik lagi dari yang sebelumnya. Karena kesempurnaan itu hanyalah milik ALLAH SWT. Seseorang semoga menjadi bacaan yang berguna bagi paca pembaca sekalian
 terimakasih……………………………..



Daftar perpustakaan
http://bibit-jamur-tiram-sumbar.blogspot.com/2012/02/habitat-hidup-jamur-tiram.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Jamur_tiram

















Kata Pengantar
Puji syukur penulis ucapkan atas kehadirat Allah SWT, karena dengan rahmat dan karunia-Nya saya masih diberi kesempatan untuk menyelesaikan tugas makalah ilmu alamiah dasar dan matematika InI.
makalah Ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu yang penulis sajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber. makalah ini di susun oleh penulis dengan berbagai rintangan. Baik itu yang datang dari diri penulis maupun yang datang dari luar.
Namun dengan penuh kesabaran dan terutama pertolongan dari Tuhan akhirnya makalah ini  ini dapat terselesaikan.
semoga makalah penulis Dapat bermanfaat bagi Para Mahasiswa, Pelajar, Umum Khususnya pada diri penulis sendiri dan semua yang membaca Karya Tulis Saya ini, Dan  Mudah mudahan Juga  dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca .

Tidak lupa saya ucapkan kepada yang telah membimbing penulis dalam menyelesaikan karya ilmiah ini saya ucapkan terima kasih yang telah membimbing penulis lalu kepada seluruh teman yang telah membantu dalam pembuatan makalah ini penulis ucapkan terima kasih banyak






Pengertian Evolusi Evolusi merupakan suatu perubahan pada makhluk hidup yang terjadi secara berangsur-angsur dalam jangka waktu yang lama sehingga terbentuk spesies baru. Sedangkan, berdasarkan ilmu biologi, evolusi merupakan cabang biologi yang mempelajari sejarah asal-usul makhluk hidup dan keterkaitan genetik antara makhluk hidup satu dengan yang lain. Evolusi biologi mencakup dua peristiwa, yaitu:
  • evolusi anorganik merupakan evolusi mengenai asal-usul makhluk hidup yang ada di muka bumi, berdasarkan fakta dan penalaran teoritis;
  • evolusi organik (evolusi biologis) merupakan evolusi filogenetis, yaitu mengenai asal-usul spesies dan hubungan kekerabatannya.
Teori Evolusi
  • Teori evolusi menurut Jean Lamarck. Evolusi organik terjadi karena perubahan-perubahan yang disebabkan oleh pengaruh lingkungannya dapat diturunkan.Organ yang mengalami perubahan karena terus menerus dipakai akan berkembang makin sempurna dan organ yang tidak diperlukan lagi lama kelamaan perkembangannya menurun dan akhirnya rudiment atau atrofi.Teori Lamarck disanggah Weismann.
  • Teori evolusi menurut Charles Darwin. Spesies yang ada sekarang adalah keturunan dari spesies-spesies sebelumnya.Seleksi alam sangat menentukan berlangsungnya mekanisme evolusi.Seleksi alam merupakan gagasan murni dari Darwin. Sementara teori pertama di atas telah ada sejak jama Yunani kuno, hanya saja Darwin menjelaskannya secara lebih tajam dan detil.
Ciri-ciri proses evolusi
  • Evolusi adalah perubahan dalam satu populasi BUKAN perubahan individu.
  • Perubahan yang terjadi hanya frekuensi gen-gen tertentu, sedangkan sebagian besar sifat gen tidak berubah.
  • Evolusi memerlukan penyimpangan genetik sebagai bahan mentahnya. Dengan kata lain harus ada perubahan genetik dalam evolusi.
  • Dalam evolusi perubahan diarahkan oleh lingkungan, harus ada faktor pengarah sehingga evolusi adalah perubahan yang selektif.
Faktor perubahan
  • Mutasi gen maupun mutasi kromosom menghasilkan bahan mentah untuk evolusi. Tetapi Darwin sendiri sebenarnya tidak mengenal mutasi ini, sementara mutasi merupakan peristiwa yang sangat penting yang mendukung keabsahan teori Darwin.
  • Rekombinasi perubahan yang dikenal Darwin. Rekombinasi dari hasil-hasil mutasi memperlengkap bahan mentah untuk evolusi.
Faktor pengarah :
  • Dalam setiap species terdapat banyak penyimpangan yang menurun, karenanya dalam satu species tidak ada dua individu yang tepat sama dalam susunan genetiknya (pada saudara kembar misalnya, susunan genetiknya tetap tidak sama).
  • Pada umumnya proses reproduksi menghasilkan jumlah individu dalam tiap generasi lebih banyak daripada jumlah individu pada generasi sebelumnya.
  • Penambahan individu dalam tiap species ternyata dikendalikan hingga jumlah suatu populasi species dalam waktu yang cukup lama tidak bertambah secara drastis.
  • Ada persaingan antara individu-individu dalam species untuk mendapatkan kebutuhan hidupnya dari lingkungannya. Persaingan intra species ini terjadi antara individu-individu yang berbeda sifat genetiknya. Individu yang mempunyai sifat paling sesuai dengan lingkungannya akan memiliki viabilitas yang tinggi. Di samping viabilitas juga fertilitas yang tinggi merupakan faktor yang penting dalam seleksi alam.
Frekuensi Gen
Pada proses evolusi terjadi perubahan frekuensi gen. Bila perbandingan antara genotp-genotp dalam satu populasi tidak berubah dari satu generasi ke generasi, maka frekuensi gen dalam populasi tersebut dalam keadaan seimbang. Frekuensi gen seimbang bila :
  • Tidak ada mutasi atau mutasi berjalan seimbang (jika gen A bermutasi menjadi gen a, maka harus ada gen a yang menjadi gen A dalam jumlah yang sama).
  • Tidak ada seleksi
  • Tidak ada migrasi
  • Perkawinan acak
  • Populasi besar
Bila frekuensi gen dalam satu populasi ada dalam keadaan seimbang berlaku Hukum Hardy Weinberg.
Apabila frekuensi gen yang satu dinyatakan dengan p dan alelnya adalah q, maka menurut Weinberg : (p+q)=1. Bila frekuensi gen A=p dan frekuensi gen a =1 maka frekuensi genotip : AA : Aa : aa : p^2 : 2pq : q^2. Terbentuknya spesies baru dapat terjadi karena :
Isolasi waktu
Misalnya adalah kuda. Kuda jaman eosen yaitu Eohippus - Mesohippus - Meryhippus - Pliohippus - Equus. Dari jaman eosin hingga sekarang seorang ahli palaentolog menduga telah terjadi 150 ribu kali mutasi yang menguntungkan untuk setiap gen kuda. Dengan dmikian terdapat cukup banyak perbedaan antara nenek moyang kuda dengan kuda yang kita kenal sekarang. Oleh sebab itu kuda-kuda tersebut dinyatakan berbeda species.
Isolasi geografis
Burung Fringilidae yang mungkin terbawa badai dari pantai Equador ke kepulauan Galapagos. Karena pulas-pulau itu cukup jauh jaraknya maka perkawinan populasi satu pulau dengan pulau lainnya sangat jarang terjadi. Akibat penumpukan mutasi yang berbeda selama ratusan tahun menyebabkan kumpulan gen yang jauh berbeda pada tiap-tiap pulaunya. Dengan demikian populasi burung di tiap-tiap pulau di kepulauan Galapagos menjadi spesies yang terpisah.
Domestikasi
Hewan ternak yang dijinakkan dari hewan liar dan tanaman budi daya dari tumbuhan liar adalah contoh domestikasi. Domestikasi memindahkan makhluk-makhluk tersebut dari habitat aslinya ke dalam lingkungan yang diciptakan manusia. Hal ini mengakibatkan muncul jenis hewan dan tumbuhan yang memiliki sifat menyimpang dari sifat aslinya.

Seleksi alam yang dimaksud dalam teori evolusi adalah teori bahwa makhluk hidup yang tidak mampu beradaptasi dengan lingkungannya lama kelamaan akan punah. Yang tertinggal hanyalah mereka yang mampu beradaptasi dengan lingkungannya. Dan sesama makhluk hidup akan saling bersaing untuk mempertahankan hidupnya.
Contoh seleksi alam misalnya yang terjadi pada ngengat biston betularia. Ngengat biston betularia putih sebelum terjadinya revolusi industri jumlahnya lebih banyak daripada ngengat biston betularia hitam. Namun setelah terjadinya revolusi industri, jumlah ngengat biston betularia putih lebih sedikit daripada ngengat biston betularia hitam. Ini terjadi karena ketidakmampuan ngengat biston betularia putih untuk beradaptasi dengan lingkungan yang baru. Pada saat sebelum terjadinya revolusi di Inggris, udara di Inggris masih bebas dari asap industri, sehingga populasi ngengat biston betularia hitam menurun karena tidak dapat beradaptsi dengan lingkungannya. namun setelah revolusi industri, udara di Inggris menjadi gelap oleh asap dan debu industri, sehingga populasi ngengat biston betularia putih menurun karena tidak dapat beradaptasi dengan lingkungan, akibatnya mudah ditangkap oleh pemangsanya.


penutup    
Dalam pembuatan karya ilmia ini mungkin kurang sempurna, di karenakan adanya keterbatasan-keterbatasan tertentu. Maka dari itu, sangatlah di perlukan kritikan-kritikan maupun saran dari rekan-rekan maupun pembaca agar dalam proses pembuatan makalah bahasa Indonesia ini lebih baik lagi dari yang sebelumnya. Karena kesempurnaan itu hanyalah milik ALLAH SWT. Seseorang semoga menjadi bacaan yang berguna bagi paca pembaca sekalian
 terimakasih……………………………..


Daftar pustaka
http://id.wikipedia.org/wiki/Seleksi_alam

Tidak ada komentar:

Posting Komentar